1. Pengertian
Manajemen
Manajemen
adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker
Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal
2. Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan
mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau
perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari
perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian
mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya
definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba
mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam
definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Misalnya, dengan
mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977:
83-84) mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:
· Kepemimpinan adalah kegiatan dalam
mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan
kelompok (George P Terry)
· Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz
dan C. O'Donnell)
· Kepemimpinan sebagai pengaruh antar
pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi
ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).
Untuk lebih mendalami pengertian
kepemimpinan, di bawah ini akan dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan
lainnya seperti yang dikutip oleh Gary Yukl (1996: 2), antara lain:
· Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh
sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap
pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn)
· Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan
(Rauch dan Behling)
· Kepemimpinan adalah proses memberi arti
terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)
Menurut Wahjosumidjo (1984: 26)
butir-butir pengertian dari berbagai definisi kepemimpinan, pada hakekatnya
memberikan makna :
· Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat
pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian,
kemampuan, dan kesanggupan.
· Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan
pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri
· Kepemimpinan adalah proses antar
hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.
B. Perencanaan Penetapan Manajemen
1. Pengertian
Perencanaan
Berikut beberapa pengertian perencanaan
dari beberapa ahli:
a. George R. Terry: Perencanaan adalah
pemulihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara fakta yang satu
dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan
perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
menghendaki hasil yang dikehendaki.
b. Harold Koontz dan O’Donnell:
Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari berbagai
alternatif, kebijaksanaan, prosedur dan program.
c. W. H. Newman: Perencanaan adalah
suatu penngambilan keputusan pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan
merupakan langkah-langkah sebelum kegiatan dilaksanakan.
d. Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dari penjelasan tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan kegiatan menetapkan, merumuskan
tujuan dan mengatur pendaya-gunaan manusia, material, metode dan waktu secara
efektif dalam rangkan pencapaian tujuan.
Widjojo
dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31), menjelaskan sebagai berikut
: Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal :
1) Penentuan pilihan secara sadar
mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu
atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
2) Pilihan di antara cara-cara
alternatif yang efesien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut,
baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi
pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria
tertentu yang terlebih dahulu harus dipilih pula.
2. Langkah-langkah
Penyusunan Perencanaan Dalam Manajemen Jelaskan
Langkah-langkah dalam perencanaan,
dimana secara garis besarnya terdiri dari empat langkah dasar perencanaan yang
bisa diterapkan untuk semua tipe jenajang organisasi/ lembaga/ institusi.
Langkah-langkahnya antara lain adalah :
a.
Menetapkan
sasaran :
Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan apasaja yang ingin dicapai oleh
organisasi, tanpa dasar yang jelas, sumber daya yang ada akan meluas menyebar
dengan menetapkan prioritas dan merinci serta mengkalkulasi sasaran secara
jelas maka organisasi dapat mengarahkan sega sumber daya yang lebih efektif dan
efisien serta tepat guna dan tepat sasaran. Tugas pokok dan fungsi harus sudah
ada, jika sudah memiliki tupoksi yang jelas, maka akan semakin memudahkan untu
membuat sasaran yang bisa dipakai untuk satu tahun kedepan maupun sasaran yang
ingin dicapai dalam lima tahuan kedepan.
b.
Merumuskan
Posisi Organisasi
: Posisi organisasi saat ini diman pimpinan harus tahu dengan posisi
organisasinya saat ini. Sumber daya apa yang dimiliki organisasinya saat ini.
Barulah rencana dapat disusun setelah diketahui posisi organisasinya,
kekuatan-kekuatan yang akan melaksanakan dari apa-apa yang telah direncanakan
dengan mengetahui keuangan dan statistic organisasi saat ini.
c.
Mengidentifikasi
berbagai faktor
: Mengetahui factor-faktor pendukung dan penghambat selanjutnya perlu diketahui
factor-faktor baik dari dalam maupun yang datang dari luar yang diperkirakan
dapat membantu dan mendukung serta yang menghambat organisasi untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Diakui mengetahui lebih mudah keadaan yang terjadi
saat ini dibandingkan meramal peluang yang akan didapat di masa yang akan
datang. Dan unsure utama dalam perencanaan yang paling sulit adalah melihat
kedepan. Namun biarbagaimanapun harus ditunjang dengan sikap optimis.
d.
Menyusun
langkah-langkah untuk mencapai sasaran : Langkah terakhir dalam menyusun perencanaan adalah
mengembangkan berbagai kemungkinan alternative atau langkah yang diambil untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternative ini dengan
memilih mana yang baik dan mana yang dianggap cocok dan memuaskan.
3. Manfaat
Perencanaan Dalam Manajemen
a.
Standar
pelaksanaan dan pengawasan.
b.
Pemilihan berbagai alternative terbaik
c.
Penyusunan
skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
d.
Menghemat
pemanfaatan sumber daya organisasi.
e.
Membantu
manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
f.
Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan
pihak terkait,
g.
Alat
meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
h.
Mengarah pada tindakan yang bertujuan.
i.
Menghindari kesalahan atau risiko.
j.
Memungkinkan pendelegasian tugas (kekuasaan).
k.
Memungkinkan koordinasi.
l.
Metode yang digunakan bisa lebih baik.
m. Bisa berhemat atau ekonomis dana.
n.
Bisa menghemat tenaga manajemen.
o.
Sebagai
dasar untuk pengendalian.
4. Jenis-jenis
Perencanaan organisasi
Jenis perencanaan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Rencana
strategik
Yang disusun
untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi.
Sering juga disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range planning) adalah
proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi,
kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk
mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula
disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan,
kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggung
jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan
strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan, yang
digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
b.
Rencana operasional
Yang
merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan. Rencana
Operasional terdiri atas bentuk , yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use
plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan
segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans),
yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi untuk menghadapi situasi
berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
C.
Pengorganisasian struktur manajemen
1. Pengertian
struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan
komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan
dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada
perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan
2. Contoh
struktur organisasi dalam suatu perusahaan
3. Jelaskan
pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen yang meliputi: Struktur Formal
dan Struktur informal
a. Struktur
Formal
Struktur
Formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian
tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau organisasi
yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja,
kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi).
Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas
disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran.
Tujuan ini merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi (desain
organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini
mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi
atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan
kerja.
b.
Struktur Informal
Struktur
Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi
informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi
informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya
dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
4. Manfaat
dari struktur dan divisional
·
Koordinasi
antarfungsi menjadi lebih mudah dan cepat
·
Mempunyai
fleksibilitas pada struktur perusahaan
·
Spesialisasi pada setiap divisi dapat
dipertahankan
·
Kesempatan karir lebih terbuka
·
Menimbulkan kompetisi di dalam
organisasi
·
Beban rutin CEO berkurang sehingga
mempunyai waktu untuk keputusan strategis
5. Kerugian
dari struktur dan divisional
·
Mengkibatkan turunnya komunikasi antara
spesialisasi funsional
·
Sangat potensial untuk menimbulkan
persaingan antar divisi
·
Pendelegasian yang besar dapat
menimbulkan masalah
Referensi:
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certob3.htm
Husaini Usman. Manajemen(Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar